Warga Belanda Yang Ziarah Ke Makam Kerkof Diarahkan Mengunjungi Kampung Adat Cireunde
Kota Cimahi, Kabar Akurat News.Com - Banyak Wisatawan asal Belanda diarahkan untuk mengunjungi Kampung Cireundeu setelah ziarah di Kerkof, ungkap Lurah Leuwigajah, Muhammad Thothoh Gozali Masduki, saat di kompirmasi media di kampung Adat Cireunde, Kamis (05/12/24).
“ Menurutnya banyak warga Belanda yang berziarah ke makam Kerkof disarankan untuk mengunjungi Kampung Cireundeu. Oleh karena itu, kami perlu menambah berbagai sarana prasarana yang dibutuhkan,” ungkap Thothoh.
Dengan Banyaknya warga Belanda yang berziarah ke makam Kerkof yang di arahkan ke kampung Adat Cireunde Thothoh berharap, kunjungan wisatawan dapat berkontribusi pada peningkatan pendapatan daerah sekaligus mendukung perekonomian masyarakat sekitar.
“Thothoh berharap Kampung Cireundeu bisa semakin dikenal hingga ke mancanegara dan menjadi kebanggaan Kota Cimahi,” tambahnya.
Kampung Adat Cireundeu dikenal sebagai pelopor ketahanan pangan berbasis singkong sejak awal 1900-an. Tradisi ini diwariskan oleh para sesepuh Kampung Cireundeu, sehingga warga tidak pernah mengalami krisis pangan meski harga beras melonjak.
“Ketahanan pangan ini merupakan warisan leluhur yang harus terus dijaga. Saat masyarakat lain kesulitan membeli beras, warga kampung Cirendeu tetap bertahan dengan rasi (beras singkong),” ujarnya.
Pengembangan Kampung Cireundeu tidak terlepas dari dukungan Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas PUPR dan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP). Upaya ini dilakukan untuk menjadikan Kampung Cireundeu sebagai ikon wisata edukasi dan budaya di Kota Cimahi.
“Pengembangan ekonomi di wilayah ini harus dimulai dari potensi lokal. Dengan memajukan Kampung Adat Cireundeu, dampak ekonominya bisa dirasakan tidak hanya oleh warga kampung, tetapi juga masyarakat sekitar Kelurahan Leuwigajah,” katanya.
Sementara itu Asep Abas sebagai salah satu sesepuh kampung adat Cireundeu, mengapresiasi langkah Pemkot Cimahi dalam melestarikan adat istiadat dan budaya lokal. Ia berharap upaya ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat di seluruh Jawa Barat.
“Pelestarian budaya ini penting sebagai edukasi bagi generasi muda agar tetap menjaga warisan leluhur di tengah derasnya arus globalisasi,” ujarnya.
Kampung Cireundeu juga menawarkan pengalaman edukatif bagi wisatawan. Selain mempelajari budaya lokal, pengunjung dapat belajar cara mengolah singkong menjadi berbagai makanan tradisional.
“Bahan singkong yang kami olah lebih difokuskan untuk edukasi dibandingkan untuk keperluan industri. Jika ada kelebihan, baru kami jual ke luar,” jelas Asep.
Setiap tahun, masyarakat Kampung Cireundeu juga mengadakan syukuran lembur pada bulan Sura sebagai bentuk doa untuk keselamatan. Tradisi ini menjadi salah satu daya tarik utama yang diwariskan kepada generasi muda agar tetap lestari.
Dengan pelestarian budaya, pengembangan fasilitas, dan pengenalan ketahanan pangan berbasis singkong, Kampung Adat Cireundeu diharapkan dapat menjadi destinasi wisata unggulan yang tidak hanya membanggakan Cimahi, tetapi juga Indonesia,," tandas Asep. (**)
Posting Komentar